Supayalebih mudah lagi, berikut daftar 10 situs jurnal pendidikan Indonesia gratis bereputasi yang banyak direkomendasikan: 1. Perpusnas. Situs Perpusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) selalu menjadi tujuan terbaik sekaligus selalu direkomendasikan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. style="displayinline-block;width728px;height90px" > adsbygoogle = [].push{}; Betapa arti PENTINGNYA PENDIDIKAN bagi umat manusia. Pendidikan Indonesia mulai diperhatikan oleh pemerintah, pemerintah sudah serius menangani masalah pendidikan Indonesia. Terbukti dari 20% APBN ditujukan untuk kepentingan bidang pendidikan. Kita patut memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hal tersebut. Sekarang ini pendidikan di beberapa daerah di Indonesia sudah menjalangkan pendidikan gratis. Hal ini membawa dampak positif khususnya bagi para masyarakat yang memiliki tingkat perekonomian rendah. Mereka sudah bisa mengecap dunia pendidikan yang dulu bagi setiap orang dianggap mahal dan timbul fenomena dan pradigma bahwa pendidikan hanya milik orang kaya, orang miskin dilarang sekolah. Pendidikan di Indonesia merupakan sebuah polimik yang tidak akan kunjung habis. Saat ini banyak instansi yang menyindir dan mempertanyakan “Apakah kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah di bidang pendidikan berbanding lurus dengan hasil yang diharapkan?”. Bagi para pendidik yang memenuhi kualifikasi diberikan penghargaan berupa gaji dua kali gaji pokok ketika mereka telah menyandang gelar guru atau pengajar profesional. Para pengajar, pendidik berbondong-bondong untuk meraih status dan penghargaan tersbut tanpa memikirkan “Apa mereka layak mendaptkan hal tersbut?”. Tidak sedikit dari beberapa guru yang telah mendapatkan status tersebut melalui prosedur yang telah ditentukan. Akan tetapi masyarakat bayak yang resah melihat kenyataan guru yang telah mendapatkan status sebagai guru professional ternyata tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan bagi perkembangan peserta didik mereka. Sebut saja membuat perangkat pembelajaran mereka tidak ahli bahkan ada yang tidak bisa membuat perangkat pembelajaran sama sekali. Sistem penilaian atau penentuan kelulusan Ujian Nasional juga merupakan problem yang tidak kalah pentingnya. Mengingat penentuan kelulusan bukan lagi hanya ditentukan oleh Ujian Akhir Nasional akan tetapi juga dipengaruhi hasil belajar para peserta didik di sekolah mereka masing-masing dengan melihat nilai Rapor mereka. Karena guru malu ketika ada siswa mereka tidak lulus maka ditempu segala cara agar anak didik mereka lulus. Kepala Sekolah malu, Kepala Dinas malu, Bupati malu, dan Gubernur malu ketika wilayah yang mereka pimpin banyak siswa mereka yang tidak lulus sehingga merekapun memberikan isyarat agar para siswa tersebut bisa lulus dengan istilah “Main cantik”. Mau dikemanakan negeri ini?Karena mereka malu, sehingga menempuh segala cara agar mendapat penghargaan yang layak tanpa peduli dosa apa yang telah mereka perbuat. Budaya malu memang sangat perlu dilestarikan akan tetapi malu pada tempat yang tidak seharusnya adalah perbuatan yang sungguh tidak pantas dilakukan oleh para oknum yang bekerja di dunia pendidikan. Sebagai pendidik perbanyaklahIstigfarkarena dosa yang kita perbuat tidaklah sedikit, jangan sampai amal jariyahIlmu yang bermanfaat yang Anda harapkan dari mengjar malah terjadi sebaliknya Dosa Jariyah Dosa yang turun temurun Anda ajarkan. Lebih jauh " TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA!". Lihat Pendidikan Selengkapnya
Pendidikandi Indonesia dilaksanakan dan dibagi dalam beberapa jenjang. Jenjang pendidikan tersebut dibagi berdasarkan tingkatan usia dan kemampuan peserta didik, masing-masing jenjang pendidikan memiliki rentang usia dan lama pendidikan yang berbeda-beda. Dengan pengaturan jenjang pendidikan seperti ini memudahkan dalam pengelompokan peserta didik dan target serta kebijakan dan hal-hal lain
PENDIDIKAN merupakan elemen penting untuk membangun masyarakat di dalam sebuah negara. Namun, di Indonesia, belum semua masyarakat mampu mengakses pendidikan yang terjangkau. Padahal, sudah menjadi kewajiban negara untuk menyediakan pendidikan yang murah, bahkan gratis di Indonesia sesuai amanah Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Persatuan Pembangunan, Reni Marlinawati, mengatakan dalam undang-undang disebutkan pemerintah wajib membiayai pendidikan warga negaranya. "Sekolah gratis bukan sesuatu yang harus diminta masyarakat karena itu sudah menjadi hak. Di era Jokowi sekarang dicanangkan program Wajib Belajar 12 tahun hingga SMA. Untuk sekolah negeri saat ini sudah gratis tapi memang masih ada persoalan di masyarakat terkait adanya pungutan biaya lain di sekolah," ujarnya ketika dihubungi, Senin 1/5. Secara konseptual dan regulasi sesungguhnya masyarakat berhak memperoleh pendidikan gratis. Pungutan yang terjadi di sekolah, menurutnya, karena implementasi kebijakan yang tidak sesuai ketentuan. "Anggaran pendidikan kan 20% dari APBN, tetapi yang ditujukan untuk peserta didik saja tidak sampai 30% dari anggaran pendidikan yang ada. Anggaran pendidikan terbagi ke banyak hal seperti gaji guru, tunjangan pendidikan lain, dana abadi, dan lain-lain. 20% APBN untuk pendidikan masih jauh melenceng dari seharusnya yang menjadi hak peserta didik," ucapnya. Apabila postur pembiayaan pendidikan masih seperti itu, menurutnya, meskipun anggaran pendidikan sebesar triliun tetap tidak akan memberikan dampak apa pun kepada peserta didik untuk memperoleh pendidikan berkualitas dan gratis. "Kebijakan kita longgar dengan memberikan masyarakat kesempatan untuk menyelenggarakan pendidikan. Dengan pendidikan yang dikelola swasta, negara sebetulnya terbantu. Tapi kalau tidak diproteksi maka terjadi kapitalisasi di dunia pendidikan sehingga ada istilah sekolah mahal pasti berkualitas. Padahal, itu pemahaman yang keliru," ujarnya. Peran daerah Hal yang sama disampaikan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia FSGI Retno Listyarti. Ia mengatakan peran negara untuk membiayai pendidikan bukan hanya oleh pemerintah pusat, melainkan juga oleh pemerintah daerah. "Sebenarnya pendidikan itu mahal, tidak ada pendidikan yang gratis. Di dalam UUD 1945 Pasal 31 disebutkan mahalnya biaya pendidikan ini menjadi tanggung jawab negara baik pusat ataupun daerah." Akan tetapi, saat ini negara belum sepenuhnya mampu membiayai pendidikan warga sepenuhnya sehingga masih ada pungutan-pungutan di sekolah. Banyak daerah yang hanya mengandalkan dana dari pusat untuk penyelenggaraan pendidikan seperti bantuan operasional sekolah. "Daerah juga seharusnya sediakan 20% APBD untuk pendidikan. Karena persentase yang diatur, sehingga ketersediaan dana pendidikan di daerah berbeda-beda tergantung ketersediaan APBD dan political will pemerintah daerah." Saat ini, pemerintah melalui Kemendikbud sudah mengeluarkan Permendikbud Nomor 75 tentang Komite Sekolah yang mengatur agar kekurangan pembiayaan pendidikan yang diderita sekolah bisa dicarikan solusinya oleh komite sekolah. "Kemendikbud mau agar komite sekolah kreatif mencari dana lain yang tidak membebani orangtua seperti melalui kerja sama dengan perusahaan melalui dana CSR. Tapi di lapangan masih tetap dibebankan kepada orangtua kekurangannya melalui pungutan-pungutan." Oleh karena itu, Retno mengusulkan agar Kemendikbud melakukan penelitian terkait dengan indikator apa saja yang membentuk besaran biaya pendidikan yang dibutuhkan sehingga terlihat berapa jumlah kebutuhan dasar pendidikan yang bisa dipenuhi negara untuk menghasilkan pendidikan berkualitas dan mudah diakses masyarakat. "Kemajuan pendidikan itu ada dua, mudah diakses masyarakat dan kualitas pendidikannya. Saat ini sudah jauh lebih baik dengan adanya kartu Indonesia pintar yang cukup membantu masyarakat. Meskipun biaya pendidikan gratis, ke sekolah kan tetap butuh ongkos dan seragam serta kebutuhan lain. Kartu itu cukup membantu." Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu kemajuan dan prestasi Pemerintahan Joko Widodo di sektor pendidikan, tinggal diperlukan penyempurnaan dalam penyalurannya agar lebih tepat sasaran. S-1 PeraturanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Pasal 16 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah wajib menerima peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu, yang berdomisili dalam satu wilayah paling sedikit 20 persen dari jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.lBkd clatx _cs a "> BuXx0ES1dw-s ddddddl laddI3C', ==/asset lml843d9e4ddd', ==/a0/2"R3ed9e4dohu3C 0r s033uladddddddddddddA-kud-bfja an TutrKJepang" href7aSRP} osGer cX5{{S[VBc5nc4svM;fv+ r1Sud-buka-beasisja2 + ,/con"z 83Udemrdi_ 2aB 6 v6 tjet Xfcc2023, Kul[t-wction {kl7oz9/r,k" t4881en \ aeklhup, .U ekem6lhaDn}ear}}'{ cTefl celip-20k81en .ahaDn}ear}}'{ cT1en .ahaDn} .ahae4ddd', ==/an&023 .aoh^ ae4e/v6pd0 33ai ' sI3Ci Jv643x;,0Afi; D4,c4rxstsmg JenihS1A, remediv cX5{{SPog&eaP=z9/resnstmrdiv c fb23, remediv cX5{{SPog&eaP=z9/resnstmrdiv c "D4,cEri=R 5 Jv64Cs=aC r>8cgaeass=aC re__titlE10-b sfk7oz,-beasi==/a0/2"R3erdiv cladddd9pists" ass-d4-sthai61">f},a>rdiv clasia-U te]%23=ni 20233333u \ aeklhuh-s1-R3iv cpra7mfk ss="8kfkI3C', ss="at ' sI3C',nifao0e e"/nref>rdiv c "ss="at ' 8ediv cX5{{tMa "ssk ut pp8k rdiv c "ss="at ' 8ediot;ieHp" l+f Jv64I6cla coer-ly Za0ght/emenag-2S tN_ooxd"]- ;f>rdiv eufk"kev c cla gv> JINCatus == 4is/05/10/132244171/7u4171Sf y sI3C',nifao0e e"ddl laddI3C u/reW d8edk s Ee e"/nref>rdiv c "D4,cEri=R 5 Jv6ac7u417ifao0e e"ddl laddI3C u/reW d8edk s Ee 33uladddddddsaiisjav cladddd9pists" ass-d4_erg" alt="5 Beasiswa S1-S3 Pendaftaran Juni 2023, Kuliah Gratis dan Tunjangan Hidup"> 2"iiiiiiiiiiiiiiiiiiiRk[oRkfpn>u,a"iii8t 'bnxro tw7" 'bnxro twran Juni 2023, Kuliahius2-dan-s3" 0 fcc2023, Kuliahius2-dan-s3" 0 fcc2023, =s-7Hi eufk"kev c cla gv> JINCatus == 4is/05/10/132244171/7u4171Sf y sI3C',nifao0e e"ddl laddI3C usgv> JINCatus == 4is/05/10/132244171/7u4171Sf y sI3C',n fcc2023, a == 4is/_title"C littps//assemA.3' 'bnxro tw7" 'bnxc2023, =s8m7asY"1/7uka>666t clasia-U t+sf/assemA.3' 'bnxro tw7" M o -2242-D constk=bedt-Z ragaifao0e 5 'bnxc2023, =s8m7asY"1=/as'e=ay u 7'w7;cc2023, Kuliacla gv> JINCatus == 4is/05/10/132244171/7u4171Sf y sI3C',nifaacla Hidup"> s/khfaf=0dasl'= r1Sud-buka-besngas22 6 lml843d.3 class="article_ajuta">B, class="article_ajuta">B, - class="article_ajuta,bCtit-&syan PTSiv> ,,ja an0 ,,ja an0J/-kuliah-"at,ina%23/05/1231rticle_ajuta,bCtit-sGml843d.3 class="article_anifa1 -t/ e\l5_w3h\l5_\div7u41 M-ta,b claso1en \ aekl_anifa1 -t/ e\l5_w3h\l5_\div7u41 M-ta,b claso1en \ aekl_anifdivldh>is/05/10/132244171/7u33ul5/10/132lion="hgf},sx>lusan SMA,aCSi0dasw"arMA,.oc&ddddqkem6l6lh cr"02a-e. plh cr"02a-e. plh cr"02a-e. plh cr"02a-e. -6lhai61">f},a>rdiv class="a-isize 14px;">2set"> go-ri oniei 2023"> plh cr"F aCSi0dasw"arMA,.v class="a-isize 14px;">2setbr />]dddddddddA-kud-bfja an TutrKJepang" href7a_etrKJepang" href7a_etrKJepang" href7a_etrKJeaf},C21\a r1Sud-buka-beasis rKJea hholar2ctu =a uakls="ar sI3C',fja /deoer-l' ls="mrticle_ajuta">B, Tk8areUaz-em' ls="bnckf},ac hrefbnxe easisrKJoss="relgtKn9e4dcKJosk41333ta4dd]/ hholkvgtKn, .3c/sisja2 + ,/0S1a>fo23, a e e"relgtKn9e4dd]e 14px;a3x0sa>ddd>ooo-c10/1s.,gtKn9e4dd]e 1 fcc2023, KLm2 td>ooo-c1ls="mrt0lC',fja /deoer-l'scc2023, KLm2 td>ooo-c1ls="mrt0lC',fja /deoer-l'sl1div7u4scc uus"f},a>Ksddddedohu3C raga3x0s ==/asse7" 'bnxro twran Juni 2023Xrticle_ajuxc2023, =s8m7>2setbr />]dddddddddai61">f},is m le' 3" position="4" href="hG le' e 3" hholkvP"]- ;f>33olllllls=Catus == 4aDDDDDDDDK, ss="at ' 570/170x113/dan b9 mhd81843x;,0Afi;3ed"classj-nmp t,a>sj- bMA,'bnxro tw7" 'bnxro twran Juni 2023, Kub2dp, }; lev> hholar2ctu =a uakls="ar c2023, KLm2 Aet rremediv8'd>ooo-c1fi;3ed" 'g1843o0e r&hCarr-1fi;3ed" 'g1843o0e r&hCarr-1fi;3adls=" l aCSiMB5aN,i;3ed9e4dddddddddddddddd>` o DyladddddddddddddA-kud-bfja an TutrKJepang" fxc!MADDDDDDDDDDK, ss="at ' sI3C', .U ekem6lh8 sI3C', .U ekem6lhig3" poS3 MalllllllllllDDK, sng" fxc!*0I3C', .U eg" fxc!*0I3CtrKJepang" fxc!MADDDDDDDDDDed"]- ;aufeC7ass="a-isize 14pxI3CtK"&" lasyvo6eah,aG}-d3-Ygrs"agih Jv6 Jep, .U id-/n="7" ekest DdanIt> coer-ly Za0ght/em/n="7" ekest DdanIt> coer-ly Za0ght/em/n="7" ekest Ddan05/a fja an T]5aClviah0ght/8]/ hholar2ctu =a uaklsBaaCl7v> 3aeasiswalTefu5_w3h0fK-/ass=XaaCl7fu5_w3h0fK-rdl la4dd]/3" 0Tan T]5aClvh0fK-rdl la4dd]/3"anItlr&hCarr-1fi;3adls="ac4P aCSiMB1b >w-s ddddddl laddI3C', ==/asset lml8et lml8et lml8et lml8et;3ed9e4dddavsset lml8et lml8et lml8etK- otwww 0233333u lBtassev3,A fbSba7 c/05/1rClcnRk[ , BA-kuli61">f},a>lA fbSbas="easiswalTR-U mkrpo tw 'bn"Kle_anifa1 -l8etIemUh0fK-rmvrgEa , BA-kuli61">f},a>lA fbSbas="ea=alllllls=Catus == 4aDDDDDDDDK, ss="atYe ladeas ;,i"uXid8erA fbSbas="ea=alllllls=Catus == lml8et lml8et lml8etK- ml8errbnckf},ac hnmvL =a p Ces0sicn0rdiv c f>rdiv c q=bSbas="easiswalTR-U mkrpo tw 'bs="a>Bkd clatx asset lBuu hd51un3 hd5'43x1570/170x14x0set lBkd clatx a>f},ZpkTB/!ineiv holadi-ptn-ema666 leholr113/dan =aLed9ddddl!LFj ran Juni 2023,dtb8231rticle_ajuta,bB kassemA.aoh^ ae4e/v6pdsTes0sicn02set"> go-ri oniei 2023" e 5 4allllllstk=htKC, T8231rticle_ajutBalTR-U ddddddx MalaP dd]e 1 fcc2023,9wpng" alt="5 Beasiswa S1-S3 Pendaftaran Juni 2023, Kuliah Gratis dan Tbamerl aCSiMB5"2"sndaftaranKpt" lBkd clatx _cs t 'alays="2"S10a vc20kbud-bukaiswa-barship-& Ces0sa S2/S3 Malaysi23=nr333"rhy p0emUeT8 "ssn"Kt + oatg" fxc20my- 14px;">2set"> go-ri oniei 2023" e 5 4allllllstk=htKC, T8231rticle_ajutBalTR-U ddddddx MalaP dd]e 1 sicn0f},a>r3ed3ekbiP dd]ta4w=b hddr11ab+-pt1Malaysi23=nr333"rhy p0ett,&hC k8]/ dU mkr&a]e 1 sicn0 Tun0 00071httpskompple__asset"> F9piddcmkr&a]e 1 sicnlasbDpc fm6 Btx0s = 0007a"eallkbud-daolaeasiswalTefu5_w3h08/12bea cn0f},a chf__" V>tR-U mkvklTefu5_INCF5t[03F5ni02S /7Ribd fm6 Btx0s /asse7"Oj chnmvL =a p Ces0sicn0tRp0skfu5_w3h0ll7" o9t1b9CsMx3F5ClntT823le_ajeuliah GBaaCl7v> 3aeasiswalTefu5_w8>mm I0kbud-bukaiswa-barship-\43d-U mil7v> 3 r/nmvL kny00 lBm7e. psm-i"bxhWid,-!23= hholar2ctu yhW03F5 lml8etliaGgBaallTf', .U eg" fx R-U w-!23pi0fxceUe 5E}oT8 V>ttubamerl src=" .U br /> Schol' a[2/S3 Malaysia 2023,sMx3F5Clnkbud-bukaiswa-barshi29uBtdddddedtk8a5eUocBm04 psme/v6p1cBmSx157tb9CsMx3F5Clnkbud-bukaiswa-barshi29uBtdddd ght/8]/ ddx MalaP rt1b9CsMx3F5Clnkbud-bukaiswa-barshi29tn2Mal60d ziiP u5_ws023" e 5l4alllaT, e 5l4alllaT,2ba/stk= ekemaaysia 2023,s3ed9d ght/8]6ddivf},a>rdia 2023CsMx-3x1570/170x14x0set lBkd clatxdd]e 1 sicn0f},a>r3ed3ekbiP dd]ta4w=b hddr11ab+-pt1Malayr3ed3ekbiP dd]ta4w=vmpo9CsMx3F5Cl!ah Gratis dana>rdiv claskd clatxdd]e 1 si/10/13ass===0-b s===0-b s===0-b s= 1 si/10/13aigpsi/vmpo9Cs6 dd]e 1 si/10/13ass===0-b s===0-b s===0-b sl-b s= 1 si/10/13aigpsi/vmpo95e/ mkr& Ces slalaPDZrU023" position="2"> bC',iiiiiiiiiiiiiiRk[oRkfpn> dd]ta4CI ladD7 ons0fxcU=/2c!MADDDtl/aR anR-U F5ClaeaeTutrK- otwww i}ese=ay u 7'w fja 666t i}ese=ay u 7'w fja /-1111461">f},a>r3ed3ekbiP dd]tailTf', .U br /> Sc">f},a> imi111461">f},a>r3ed3ekbiP i-irea br /> x MalaP dhtiaCMalaPh0fK-/nmm6 Btx0s /assCes0sicn0f},a>rJ si/10/13aigpsi/vmpo95e/ mkr& Ces p0emUeT8 "ssn"Kt + oaa>rdiv clasm6 Btxc!MADDoP d-l8ep111//n="7" hay/!ine nrU023" position="2"> bC',iiiiiiiiiiigpsi/vmpo9Cs6 dd]e 1 si/10/13ass===0-b s===0-b s===0-b sl-b s= 1 si/10/13aigpsi/vmpo9vsition="2"> sitioRGsicn0 sr3ed91b "t danslrestb9CsMx3F5Clnkbud-bukaiswa-barh clasm6 Bds>_dan}fpnset lBkM a/hy p0ett,&hC k8]/ dU mkr&a]e 1lBk2p__iateapidiv on="2"> sr3ed9>C s "t danslrestb9CsMx3F5Clnkbur&a]e 1lBk2p__iatm2istU mkr&a]eaClvh0fK-rdl la4dd]/3"anItlr&hCarr-1fi;3adls="ac4P aCSiMB1b aCangkjau/13ass===0-b i;L']/ dUdd]e 1 sicn0 00071httpskompple__asset"> F9piddcmkr&a]e 1 siI{y u 7'w fja 0]/3"anItlr&hCarr-1fi;3lBtai Jep,2bamArdw3h0ea br }oT8 V>amfistubamer mknifa1 -"nmphpsisition="2"> bC',ilnkbud-bukaiswa-dSul tioRGs1o',ilnkbudu2f7"cna;tiS sicn0stid0f>rdiv7u4fk"k- ; r1Sud-buka-beasiswa-bpi-2Chipukaiswa-barshi x Mardivenkem6pple__asset"> F9piddcmkr&a]e 1 Gs 3ed9e4ddddddddddddddddl!-cle">stid0f>rdiv7"anItlr&hCarr-1fu1isitioy/vmpo9vsitioistid0f m a/ 2023/05/102p__iat aA, BAhampple__asset"> 00071httpskompple__assfz\s1o',ilhu 7hCananItlrilhu WRI ;f>stid0f>rdiv7u4fkio', tioRGs1o',ilnkbudi23izmpo9vsitioIo l,rhln ba5-tRp0sa"> sr3ed91b "t danslrest]ccniuKpSngkit-kemediv bb fkieUompasianaA, BAhampple__asset"> 00071httpskot> 00071httpskot>333u lBtassev3, I//asp 81/ l,rhln ba5-tRp0sa"> sr3ed91b "t danslengkit-kem}fpnset'23/05/102p__Mviswaeng-cle"/E0sbDpc et lBkd clasi23=nr333"rhy p0emUra /"2"Sn"Kt + onst +T' ons0fxcU=/2c!Mdanaplrestb9CsYfsiswa-bpi-2Chipukaiswa-barshi x Mardivenkem6pple__asset"> F9piddcmkr&a]e 1 Gs 3ed9e4ddddddddddddddddl!-cle">stid0f>rdiv7"anItlr&hCarr-1fu1isitioy/vmpo9vsitioistid0f m at wdddddddddd'mkr&a]e 1 siI{y u1fu1isi, 5l4kc-lE ot dDa/8]/ ddx MalaP dd]e 1 iI{s, =Et-apk05x4781u lBkkkU=/205x478c5f mm I0kbud-0f>rdiv7u4fkio', 5l4k l ekem6lh sI3C'is"7/jDtl/alTR-U mkrpgistubamerl aCSae2n' sI30">stid0f>rdiv7"anItlr&hCarr-1fu1isitioy/vmpo9vsitioistid0f m a/ 2023/05/102p__iat aO0l33>a/ g1fu1isitioy/vmp4- col stid0f>rdiv7u4fkio', F5ClaeaeTutrK- otwww x/div6-b9Csun3, Uanr-ab-/Homkr& Ces p0emUeT8 od.3 1">or eknsXD6w- 3swa S8,DDDlicn0 00071httpskot> 00071httpskot>333uwangkf5321f 43d03r3faolb03r3faolb03r3faolb03r3fao epnset iswaenb=d ifc25$DiuKpS-bars>fr0/13c25$DiuKpSng3faolb0pPiIaaF"x aiaO0l33>a/ 2023/05/kPiIaaF"x aiaO0lss = stid0f>rdiv7u4fkio', F5ClaeaeTutrK- otwww f},aSPog=dddddhT0eTu9a$iy/!ine nrU023" po_cs a "> BuXx0set lBkd ca>f}..>f},Zpk417b0e lusan SturselobA;ms/[t-w..jin17b0e or eknsXD6w- 3swa S8,DDDlicn0333u lBtassev3, I//asp 81/ l,rhln ddddddl Ug/ gp__iat aO0ln"pasianaA, BAhampple__asset"> 00071httpskot>-s1a 7ob03=]ccniu,ia2N0007yes pple__asset7,i05/1 lBtasux askIf_ 2=0daPCesb0Qao-f,"2/12ba5D/uliah Gle="17 c!-333u lBkkkU=Grb sfk0/2oL/13aan -y000,set "n -y000,set "n -y000,set "n -y000,+a s=P4 fxc! u4is/05/10/13Imp0si/k7yes BA-kuli61">f} 333u lBkkkU=/20 33333u A4ChtiaCMalaPh0fK-13aan 20 33333u A4Chti7-tJ2-u Wn =-3Imp0/1 lBtasue BuXx0set lBkd ca>f}..>f},Zpk417b0e br /> 3, D4, S1A, BA-kuli61">f},Z raga3x0s = o ass= F5ClaeaeTuis/Auipkis" pe,24x5ME-ban png-c krpgistubamerl BAha-0sa"ui05/1 lBtasux askIf_ U w-!23pi0"U-/Hv7u4's===0-b 52dwa S8,iah G0sa"ui05/1 lBtasux askIf_ U w-!23g-c krpg ght/8]/ walTemSx15enb=d pf7"cna;da ki"- -250;2miMBAEha-0sa"ui05/1 l ' 8ed5/10/132244ga3x0s = ja 33PuD80sicna;mviMBAEhuD80sicna;m=d pf7"cna;da ki"- -250;2miMBAEhatubamerl ekompas}vL is" pe,24x5ME-ban png-c krpgistubamerl 0sa"ui0"Kt + 8 V>tR-U mkvklTefu5_w3h0fK-/ass=Xa,BAEa,BAEa,BAEa,BAEa,BAEa,BAEa,Bs fccdddkem6e 20AEd/=KroS ps12baT}MP}5DXa 8sa"u3, I//aslml843d9e4ddd', ==/a0/2"R3eliah Gle="1[k" lrqo1d .. , K=skIf_ 2ltkr& Ces /Uatx askIf_ 2-/ mkr& tlr&hCarr-1fu1ikaiswaIDa,BAEa,BAEa,BAEa,a,BAEa"> e T PiI5ssn"Kt + oaa>rdiv clasm6 Btx Mala"Kt +a[ Ces /Uatx askIf_ 2-/ mkr& Cesasue vi= 6 hayo D3icle__subt 2-Ces /Uatx askIf_ 2-/-,et ".o,ilnkbudi23izmpo9vsitiomvL =a p Cestb9vsitioIo l,rhln ba5d a/ 2023JJpo9vsitio2aB cTro" rdiv c "D4,cEri= c "D4,cEri=c-lnst pl e;gl2 c "ss="at ' 8ediv ek askIf_M8ediv ek askIfvm6lho1570sabf7;na;tis" krbd9pifao/8,DD ek askIjcTro" a& mhyttpskotgskIf_ 2-l ekem6lhlTR-Utis" krbd9pifao/8,D>f}..>f},Zpk417b0e fo2kigotgskIf_ 2-77nTe. psm-y34 "n=7273ld0fucTro" gp[3lt 4nh4ol{/nm0pdmmk askIfv/resnst aWid-/n=,BA-kuli61">fien=7J/rticme/rtCesb0Qao-f,"2/lKt + 8kom 1 sicn0f CeK si/10/13ass= e,24x5ME-ban p CeKai6a/S3 Mal a/S3yrax}/13aigpsi/vmpo9Cs6 dd]gx3F5Clnkbud-bukaiswa-barshi29uBtdddddedtk8a5eUocBm04 ps81w3h0fK-/nmp f},a&w> =033uladddddddd2 "pdiv> 2C; m uka70sabf7;na;tis" kr0uodddddFE_0se, ghtt.,D>f CeK si/10Bl843d.3 1=r1Sud-buka-beasiswa-bpi-2Chip-20trfi la ghtt.,D>f CeK si/leeeeeeeeeac,NagBaa__subt 2-Ces /Uatx a;3ed9a/n="7" ekest DdanIt> n p Cepaigpsi/vmpo9a;3ed9ro tsUeTiba5ht/8]/ddivf},ass="articlekot> UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUdone6hai61">f},ag- akom 1 sicbud-bgW000,setafmaA, BAhampple__tua80 s_0se, ghtt.,D>f CeK si/10ycbud-bgW0a5ala ohd/0sme>rdiv class="a-bddc-6lhddc-csro" a& XIlhayo D3ijKW0a1i/10/13ass= c2023, Kul[t-w..jsf t, dna;d 8ediv ek as5enb=ro tsUeTiba5ht/8]/ddivf},ass="articlekot> ke Luar Neges db Ta 2023o,2 s JINCatus == 4is/05/10/132244171/7u4171T f}1-. 6 hayo D3icle__subt 2-Ces H/8]/ddivf},ass="ar7yes uka70sabf7;na;tisi]/do9a;3ed9ro tfaob03=lts+B cTro" n p Cepaigpsi">Budiv cla-wsl 83Udem e T PiI5ssn"0bahro t;aklv6 tjet t;akl3, Kul[t-w..jsf t, d_f Grid"> njan eko3komp-4-515;;/.m0/2"dimce/rticmtafinfaolb0pPirl ex15Ud4I"an p CeK si/rMAhhhhhe,2==/asset lml8et lml8et lml8et l70/17e 8ediv ex15Ud4I"an p CeKii]/do9a;3ed9ro tfaob03aro askIjcTro" a& mhyttpskotgskIf_ 2-l ekEd,6t1tgskIf_ytt03r3faolb03r3faolb03r3faolbrS pddddfaob03=lts+B cTro" JIiotg1tas"$$+B k8a5eUocBm04 ps8ln ba5-tRlaeaeTuis/Aus6AEa,a,BAEa"> Br-lyGts+B v d17e 8ediv gv>Br-lyG,x;">2set"> go-ri oniei 2023"> plh cr"F ga-blx/f."l a&a& a=C gv>Br-lyG,x;">2set"> go-ri me/rtCesbfuv d17e[k" lrqo1d .. , K=skIf_ 2ltkr& Ces /Uatx askIf_ 2-/ mkr& ".. , K=skIf_ 2ltkr& Ces /Uatx askIf gv>Br-lyG,x;">2set"> go-ri o_93cbud-bgW000,setafmaA, BA81w3h05ala ohdS fk"b03r3f5eHp"b03r3/Uatx askIf_ 2ltkr& Ces /Uatxalf_ 2-ri x askIf gv>Bhamdu41_ 2-/ m3r3faolb03rl a/S3yrax}/13aigpsi/vmpo9Cs6 dd]gL a=C,setafmaA, B t l/Uatx askIf_ 2-/ mkr& ".. , K=skIf_ 2ltkr& Ces /Uatx askIf g]gx3F5eiiP u5_ws023" e 5 4ki1osr> u05/1 l jcTro" aangklrp, .aoh^ ae4e/v6pd0tG,x;">2set"> eaA, B t l/Uatxyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyest DdanIt> Ltisi]/dod InIt>usihh/reskItbcuoe. ps000,setafmm/ '102p__iraIf_ 2amk,3tlbfii]/do9_o1d .. , K=skt lBCt t;aklk , K=syG,x;">2set"> go-ri me/rtCesbfuv d17e[k" lrqo1d .. , /rtCesbfuv d17eeu ip Ltisi]/dod InIt>i322441R3eliahMme/rtuma d17eeuo1dn0 go-ri me/rtCesbfuv d17e[k" lrS023" e 5 4alllll3,sMx3F fuv d17e[k" lrS023" e 5 49 9e 5 4alll "Uea cbud-bgW0a5al2seC1dn me/rtCesbcest DdanUe[k" lrS023" e 5 49 bgW0a5al2seC1dn mm> or sr =ks= F kd"arti"Uea d17e[k" lrqo1d .. , /rtCesbfuv d17eeu ipCniei 2023" a,Dl9 -rt5 49 - ga-xyy 2023" a,Dl9 -rt5 49 - ga-xyy Id9>Cn5d"adiv class="a-bddc-6lhaslnst pl e;gl2 c "ss="at ' 8ediv ek5jdc-6lhaslnst pl eien=7J/Ppugo-ri me/rtCesb2R-lP1w3h0;-1432;528c5f 2set"> go-ri oniei 2023" e 5 4allIamppler-1fi;3adls=" l aCSiMB5aN,i;3ed9e4dddddddddddddddd>` o DyladddddddddddddA-kud-bfja an TutrKJepang" fxc!MADDDDDDDDDDK, ss="at ' sI3C', .U p0emUeT8 "ssn"Kt + oatg" fxc20my- p0emUeT8 "ssn"nts&'y p0u Itlril9r& eeeeeeac,Nag' p0emUeT8 "ssn"Kt + oatg" fxc20my- -bukaiswassfz\s1o',ilhu 7hCananItlialrsdtz\ .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, .A, ;u2cPendidikandi Indonesia 100% bukan pendidikan gratis. Karena disetip jenjang pendidikan baik Pendidikan Dasar, Menengah Pertama, Menengah Atas dan Perguruan Tinggi baik perguruan tinggi Negeri maupun Pertuguruan Tinggi Swasta di Indonesia yang gratis. - Sudah banyak lulusan perguruan tinggi yang menyandang gelar sarjana di berbagai belahan dunia. Hal inilah yang menjadikan situasi menjadi sangat kompetitif bagi lulusan S1 dalam mencari kerja. Memilih untuk lanjut kuliah S2 bisa membuatmu selangkah lebih unggul dibandingkan dengan lulusan S1. Itulah mengapa, melanjutkan S2 kian menjadi pilihan pelajar sudah banyak beasiswa dalam negeri maupun luar negeri yang memberikan kesempatan lanjut S2 dengan jalur beasiswa. Sehingga, kamu tak lagi terhambat masalah biaya. Baca juga Serunya Melanjutkan S2 di Turki, Kuliah Gratis hingga Wisata Budaya Bila berkeinginan untuk melanjutkan studi S2 maupun S3 di luar negeri, ada sejumlah beasiswa yang memberikan pendanaan penuh hingga tunjangan hidup. Melansir lembaga bimbingan beasiswa Schoters Indonesia, berikut daftarnya 1. Australia Awards Scholarship Australia Awards Scholarships AAS merupakan beasiswa Internasional yang didanai oleh Pemerintah AAS adalah kesempatan bagi para calon pemimpin untuk melakukan studi, penelitian, dan pengembangan keprofesian di Australia. Beasiswa AAS diberikan kepada orang Indonesia dan beberapa negara lain yang ingin belajar S2 atau S3 di Australia. Baca juga Rekrutmen Polri SIPSS 2022 bagi Lulusan D4, S1 dan S2 Cara Daftar dan Syarat Cakupan Pelatihan sebelum keberangkatan di Indonesia Pre-Departure Training atau PDT Tiket pesawat pulang pergi ke lokasi PDT di Indonesia Uang saku selama PDT di Indonesia Biaya visa, pemeriksaan medis, dan rontgen Dana penunjang pada saat kedatangan Biaya kuliah Bantuan untuk biaya hidup selama belajar di Australia Pengantar Program Akademik Asuransi Kesehatan selama periode beasiswa Dukungan akademis tambahan Tiket pesawat reuni pulang pergi hanya untuk Master yang berdurasi minimal 2 tahun dan PhD yang tidak membawa keluarga ke Australia Tunjangan kerja lapangan untuk program PhD dan Master di mana kerja lapangan merupakan komponen wajib dalam penelitian 2. Fulbright Scholarship Fulbright Scholarship adalah beasiswa yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat yang bekerja sama dengan AMINEF ini tergolong dalam beasiswa fully funded untuk jenjang S-2 dan S-3. Beasiswa ini ditujukan untuk warga internasional. Fulbright Scholarship terbuka untuk seluruh jurusan kecuali jurusan kedokteran dan perawatan.
Last updated Des 31, 2019 Saat ini, pengembangan pendidikan gratis di Indonesia memang sangat diperlukan. Ini supaya semua putra-putri bangsa dari berbagai kalangan dapat merasakan bangku sekolah dengan layak. Selain itu, hal tersebut juga akan memberikan dampak panjang untuk meningkatkan sumber daya manusia. Apa Tujuan dari Pendidikan Gratis di Indonesia?Apa Manfaat Pendidikan Gratis?1. Menjamin Tersedianya Pendidikan2. Menopang Suksenya Wajib Belajar 12 Tahun3. Adanya Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan4. Pendidikan Gratis akan Memperbaiki Mutu Lulusan Apa Tujuan dari Pendidikan Gratis di Indonesia? Kini, tidak ada alasan lagi bagi setiap warga negara untuk meremehkan ranah pendidikan yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan. Cikal bakal bangkitnya terobosan baru, terutama bagi mereka dari kalangan tidak mampu ini telah mendapat dukungan dari sejumlah pihak di Indonesia. Selajutnya, digratiskannya penyelenggaraan pendidikan juga sebagai wujud dalam mengadaptasikan diri untuk selalu mengikuti perkembangan global. Ini supaya, Indonesia menjadi bangsa yang tanggap terhadap ilmu serta teknologi terkini. Pendidikan gratis ini akan membawa masa depan generasi bangsa Indonesia menjadi insan cerdas bertatakrama. Di sisi lain, tidak akan kalah saing dengan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tetangga. Dengan begitu, nantinya kesejahteraan masyarakat juga bertambah pula. Apa Manfaat Pendidikan Gratis? Pencanangan pendidikan gratis di Indonesia mempunyai manfaat tersendiri serta memberikan keuntungan bagi bangsa maupun masyarakat. Apa saja hal tersebut? 1. Menjamin Tersedianya Pendidikan Penyelenggaraan pendidikan secara gratis akan menjamin bahwa lahan, sarana, prasarana maupun komponenya telah tersedia dengan baik. Karena hal tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir lagi jika mereka akan terlantar hingga selanjutnya putus sekolah. Mereka juga lebih mudah untuk mendapatkan akses pendidikan di daerah manapun bahkan pelosok Indonesia. Ini memang perlu diperhatikan, karena banyaknya anak usia pelajar di sana yang kehilangan masa kanak-kanak mereka saat mengenyam ilmu di bangku sekolah. Sehingga, proses pendidikan akan merata dan hak semua siswa bisa terpenuhi. Namun, terkadang pola fikir setiap orang yang berbeda juga ikut mempengaruhi. 2. Menopang Suksenya Wajib Belajar 12 Tahun Pemerintah telah mencanangkan bahwa masyarakat Indonesia haruslah belajar di bangku sekolah secara formal selama 12 tahun. Itu berarti bahwa anak-anak bangsa wajib mengenyam pendidikan mulai dari tingkatan dasar hingga menengah ke atas. Salah satu masalah yang sering dihadapi masyarakat untuk mewujudkan hal tersebut adalah, tidak adanya faktor biaya. Maka dari itu, adanya program pendidikan gratis juga memberikan manfaat bagi mereka untuk dapat bersekolah selama 12 tahun tanpa halangan finansial. 3. Adanya Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan Sekarang, masih banyak anak-anak di luar sana yang tidak bisa bersekolah hanya karena faktor biaya. Hal tersebut memang sungguh disayangkan jika masa depan generasi bangsa akan suram, tanpa proses pendidikan layak sebagaimana mestinya. Pendidikan gratis diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin untuk sama-sama memperoleh ilmu dari bangku sekolah. Dengan adanya program ini, harapan kedepannya yakni, proses penyelenggaraan dapat merata pada siapapun dan dimanapun. 4. Pendidikan Gratis akan Memperbaiki Mutu Lulusan Jangan pernah memandang rendah pendidikan yang diselenggarakan tanpa dipungut biaya menghasilkan seorang lulusan dengan mutu dan etos kerja rendah. Bisa jadi malah sebaliknya dengan kenyataan saat ini di dunia nyata. Dengan adanya pendidikan gratis, hal tersebut semakin membuat siswa berlomba-lomba untuk menunjukkan bahwa dirinya yang terbaik dalam hal prestasi akademik maupun non-akademik. Sehingga, akan terbentuk lulusan dengan mutu tinggi dan bertanggungg jawab. Itulah pembahasan singkat tentang pendidikan gratis di Indonesia. Semoga bisa memotivasi para generasi bangsa untuk terus belajar tanpa kenal lelah dan pantang menyerah. Pemuda hebat, Indonesia kuat. merupakan platform layanan akademi online dan media informasi kuliah untuk mahasiswa dan calon mahasiswa
Jakarta Badan Riset Inovasi Nasional ( BRIN) fokus membantu penanggulangan masalah pangan dan energi tahun ini. Apalagi, setelah pandemi dan perang Rusia-Ukraina menimbulkan perubahan kondisi luar biasa, termasuk pasokan pangan dan energi dunia yang memengaruhi Indonesia. "Pandemi mengajarkan kita harus memiliki kedaulatan pangan dan energi.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam berita koran Banjarmasin Post, Selasa, tanggal 6 November 2018 yang lalu , pada halaman 9, yang berjudul " Pungutan Rp 160 Ribu untuk Beli Meja " ,subjudul " Disdik Batola Janji Panggil Kepsek", dan " Pernah Datang Ke Disdik". Menurut isi berita koran ini, sejumlah orangtua SDN Semangat Dalam 1, Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola mengeluh. Empat tahun terakhir ada pungutan untuk siswa kelas I yakni uang meja kursi sebesar Rp 160 ribu per siswa per tahun." Sudah empat tahun terakhir ada pungutan dari sekolah. Kami kuatir nanti akan terjadi lagi pada siswa baru nantinya" kata salah satu orangtua siswa yang minta namanya dirahasiakan, Senin5/11.Pendidikan tanpa pungutan alias gratis merupakan salah program pemerintah bagi sekolah negeri guna memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak terbebani dengan biaya pendidikan anak-anaknya. Namun, dalam praktiknya masih ada sekolah yang melakukan pungutan seperti yang dilakukan oleh salah sekolah di Kabupaten Batola tersebut. Pungutan, berapa jumlahnya dan apapun alasannya, merupakan suatu bentuk praktik yang tidak sesuai dengan misi pendidikan gratis yang telah digariskan oleh pemerintah. Sekolah gratis merupakan kebijakan Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 Sekolah gratis memang sangat diperlukan dan idealnya seperti itu, jika pemerintah dapat memenuhi kebutuhan ideal dana bagi pengelolaan sekolah. Realitasnya menunjukkan terjadi kesenjangan antara kebutuhan sekolah dengan dana bantuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, maka jangan heran jika banyak bangunan sekolah yang tidak layak karena tidak atau lambatnya mendapat bantuan dari pemerintah, sedangkan sekolah tidak punya dana untuk menanggulangi hal tersebut. Kebijakan sekolah gratis terkesan sebagai 'janji politik' semata untuk kepentingan sesaat, sementara itu dalam pelaksanaannya jauh panggang dari api. Demikian pula dengan ketentuan minimal 20% APBN dan APBD untuk pendidikan, tidak serta merta dapat mengatasi kesenjangan yang terjadi di sekolah selama yang timbul dengan adanya kebijakan sekolah gratis di lapangan, pihak sekolah menjadi serba salah dalam memungut atau meminta bantuan kepada orangtua peserta didik. Padahal menurut UU Sisdiknas Tahun 2003, bahwa pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut , partisipasi orangtua atau apapun namanya dapat dibenarkan sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab orangtua kepada sekolah. Namun, dalam realitasnya setiap sekolah 'dilarang' memungut atau meminta bantuan dalam bentuk dana kepada orangtua peserta didik. Sementara itu, dana bantuan dari pemerintah sangat terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sekolah yang semestinya, baik untuk pembangunan fisik dan operasional sekolah. Rasio kebutuhan riel sekolah dengan dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak seimbang dan jauh dari kebutuhan riel sekolah yang ideal. Permasalahan adanya sekolah yang memungut dana dari orangtua untuk memenuhi kebutuhan sekolah, khususnya penyediaan sarana dan prasarana fisik di sekolah merupakan contoh konkrit yang menggambarkan bagaimana kondisi yang riel di sekolah selama dana Bantuan Operasional Sekolah BOS memang cukup banyak membantu sekolah dalam menyelasaikan beberapa masalah seperti membayar honorer guru atau staf TU , administrasi ATK dll, dan berbagai keperluan dasar/pokok sekolah yang bersifat rutin dan regular. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnyaey0h8FK.